Kamis, 24 Mei 2012

Peringatan Hari Bumi dan hari Kartini


                                                 “One Heart to One Earth

 “Tanam, tanam, tanam kita menanam. Tanam pohon kehidupan. Kita tanam masa depan
 
Sebait kalimat dari salah satu lagu Iwan Fals di atas, menginspirasi kegiatan Peringatan Hari Bumi (19-21/04) lalu. Kegiatan yang menjadi salah satu program kerja Badan Eksekutif Mahasiswa ini bertujuan untuk melestarikan lingkungan, sebagai wujud pengabdian terhadap masyarakat. Pengabdian masyarakat sendiri termasuk ke dalam departemen yang ada di struktur organisasi BEM tahun 2012. Meski termasuk program kerja jangka pendek atau dadakan, tidak mengurangi esensi program ini. “Walaupun ngedadak, ayo kita jalankan.” kata Fahmi.
     Konsep kegiatan ini baru tercetus seminggu sebelum acara. Itu bermula saat salah satu anggota Departemen Pengabdian Masyarakat mengusulkannya kepada Ketua BEM. “Bagus itu, ayo langsung bikin pamfletnya.” kata Ketua BEM. Tanpa membuang waktu pamfletpun jadi dibuat dan paginya siap untuk dipublikasikan.
     Media publikasi yang dipilih adalah mading; Himpunan dan BEM. Setiap Himpunan diberitahukan tentang konsep acara. Selain itu, dilakukan juga publikasi di jejaring sosial seperti tweeter, facebook, dan blog BEM. Dari publikasi itu diharapkan informasi kegiatan dapat tersampaikan pada rekan-rekan mahasiswa, dan mereka dapat berpartisipasi di dalamnya, amin.
     Lupa itu manusiawi. Tak ingat bahwa pada tanggal 21 juga terdapat hari yang bersejarah; Hari Kartini. Tak ingin mengabaikan hari bersejarah itu, maka kedua kegiatan itu dilebur jadi satu kegiatan yang berdurasi 3 hari. Walau demikian, rekan-rekan BEM tetap semangat mempersiapkan dengan sungguh-sungguh.
     Hari pertama kegiatan adalah agenda pembagian stiker sekaligus wawancara. Wawancara ini difokuskan pada semua Ketua Himpunan. Mereka menyambut baik peringatan Hari Bumi dan Hari Kartini ini, “Acara ini bagus,” ucap Gunawan, “Kita diingatkan untuk peduli terhadap bumi sekaligus mengingat jasa pahlawan wanita Indonesia.” pungkas Ketua HIMA Diksatrasia itu. Selain itu, diwawancara juga tak kurang dari puluhan mahasiswa di lingkungan FKIP. Umumnya, mereka menyambut baik kegiatan ini dan senang karena dapat berpartisipasi di dalamnya. “Acaranya bagus, apalagi sampe tiga hari. Bisa dapet stiker tiap hari nih. Hehehe” kata salah satu mahasiswa.
     Oya, hampir lupa, sebelum hari pertama, malam harinya dilakukan pemasangan slogan. Slogan ini dibuat pada sebuah kardus dan ditempel dengan bambu. Selanjutnya, slogan-slogan ini ditancapkan di taman sekitar FKIP sebagai himbauan kepada mahasiswa untuk menjaga lingkungan. “Berkawan dengan sampah, jangan tutup hidung, tapi tutup telinga.” begitulah salah satu bunyi slogannya.
     Pada hari keduanya, agenda kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon di lingkungan sekitar FKIP. Sebelum penanaman ini terlebih dahulu dilakukan jumat bersih (JUMSIH) yang menjadi agenda mingguan di FKIP.  Semua HIMA terjun berpartisipasi dalam acara ini tak terkecuali. Dengan seketika lingkungan sekitar FKIP terbebas dari sampah yang terlihat dan tempat sampah pun memainkan fungsinya. Setelah itu tinggalah menunggu penenaman.
     Penanaman yang diagendakan sempat hampir molor dari waktu yang diagendakan. Selain ada beberapa Ketua HIMA yang sedang kuliah, huajn pun kemudian turun. Hujan yang mengguyur secara tiba-tiba membuat panitia mencari akal agar penanaman tetap berlangsung pada pukul 16.00. Setelah beberapa lama besar, hujan tersebut mengecil sepuluh menit sebelum waktu yang diagendakan.
     Pohon yang pertama ditanam adalah  jambu air (Syzygium aqueum) oleh Ketua BEM. Diiringi hujan yang masih turun rintik-rintik penanaman dilanjutkan dengan pohon jambu air (Psidium guajava). Pohon ini ditanam oleh Ketua Umum HIMA Lampyris. Letaknya di samping jalan setapak menuju kebun percobaan. Jaraknya yang berdekatan dengan pohon pertama tidak mengganggu keindahan taman FKIP.
     Selanjutnya, pohon yang ditanam adalah cengkeh (Gugenia aromatica) oleh Ketua BLM FKIP. Pohon ini ditanam di atas bundaran kebun yang berada tepat di depan toilet wanita. “Semoga cepat tumbuh dan bermanfaat.” ucap Sandi saat penanaman.
    Bergerak menuju sisi yang berseberangan, ditanam pohon bisbul (Diospyros blancoii) oleh Ketua HIMA Diksatrasia. Di samping kirinya, tegak berdiri pohon sirsak (Annona muricata) yang ditanam oleh Ketua Umum HIMA GUSEDA.  Pohon-pohon ini menambah penuh Taman FKIP dengan oksigen sebagai bahan penyuplai kehidupan bagi kita.
     Untuk pohon yang terakhir, matoa (Pometia J. R.), ditanam di samping ruang tata usaha FKIP. Letaknya dekat dengan plang FKIP. Pohon ini ditanam oleh perwakilan Ketua HIMA D’Basis yang diwakili oleh anggotanya. Selain itu, empat pohon lain selanjutnya ditanam di sekitar Kampus UNPAK untuk menyebar oksigen dari pohon itu pada seluruh lingkungan kampus. Agenda hari kedua berjalan lancar. Dengan suasana hikmat di bawah guyuran hujan yang langsung menyirami tanaman, semoga tanaman dapat tumbuh dengan baik.
    
Acara puncak dilaksanakan di hari ketiga, sabtu (21/04). Acara yang beragendakan kreasi seni ini dilaksanakan di depan Taman FKIP. Nama agenda ketiga ini adalah Panggung Sandiwara. Diambil dari kata yang terucap pada perumusan konsep seminggu sebelum acara. Dalam agenda acaranya, telah disusun penampilan kreasi dari setiap HIMA. Ada yang menumbangkan puisi, lagu, drama, bahkan ada juga yang membawakan prolog.
     Acara yang dimulai pukul 14.00 siang itu dibuka dengan smbutan dari Ketua BEM, “Acara ini tidak formal,” katanya, “Tapi tak mengurangi pesan di dalamnya. Selamat menikmati acaranya.” tambah lelaki yang berdomisili di Gadog ini. Penampilan kreasi dibuka dari HIMA GUSEDA. Mereka menyumbangkan lagu berjudul Laskar Pelangi. Dilanjutkan dengan penampilan prolog dari perwakilan HIMA Diksatrasia. Prolog itu berisikan pesan untuk menjaga lingkungan. Alam bisa bicara, “Andai alam bisa bicara, mereka tidak membutuhkan manusia,” ucap Dden, “Mereka bisa hidup sendiri, tapi kita membutuhkan mereka lengkapnya.
     Penampilan selanjutnya adalah HIMA Lampyris. Mereka membawakan lagu berjudul Tanah Air Pusaka dan Kabar Cuaca. Dilanjutkan dengan musikalisasi puisi yang dibacakan oleh Resti, perwakilan anggotanya. “Maknailah semua yang terjadi habis gelap, hingga kita temui apa terang itu sebenarnya.” di bait-bait terakhir puisi yang dibacakannya. Pembacaan puisi tersebut selesai tepat saat hujan yang kembali turun seperti pada hari kedua. Hujan yang langsung besar ini membuat acara terpaksa ditunda.
     Dalam guyuran hujan yang deras, terpikir mencari ruangan kosong untuk melanjutkan acara. Dengan inisiatif yang tinggi para pengurus BEM trangginas mempersiapkan ruangan demi berlanjutnya acara yang meriah ini. Akhirnya acara dilanjutkan di ruang 3.1 FKIP yang kosong tanpa ada perkuliahan.
     Penampilan selanjutnya, diawali oleh musikalisasi puisi perwakilan dari HIMA Diksatrasia. Dalam penampilan ini, banyak pesan yang disampaikan. Dilanjutkan dengan penampilan puisi oleh perwakilan HIMA Lampyris. Puisi ini berisikan pesan untuk menjaga alam.  
     Diksatrasia kembali menampilkan kreasi berupa drama yang merupakan bidangnya. Penampilan kreasi ditutup dengan menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini dan Lestari Alamku…. bersama-sama semua peserta. Sebelum penutupan acara, diumumkan pula pemenang lomba slogan. Juara ketiganya, diraih Lampyris, kemudian Diksatrasia, dan Guseda juara kedua dan pertama.
     Dalam perjalanan acara di hari ketiga, tak lupa setiap jeda sesi penampilan kreasi dibagikan stiker pada para peserta yang beruntung menjawab pertanyaan. Tidak itu saja, setiap yang sudah menampilkan kreasi pun diberi stiker sebagai apresiasi atas penampilan mereka. “Ini merupakan wujud penghargaan BEM,” ucap Cikal, “Melalui penghargaan ini BEM berterimakasih kepada para HIMA melalui para perwakilannya yang telah menampilkan kreasi inspiratif.” lengkap salah satu anggota Departemen Pengabdian Masyarakat itu. Semua peserta pun pada akhirnya mendapatkan stiker acara Hari Bumi dan Hari Kartini.
    Pada akhir acara tidak ada penutupan formal. Penutupan dilakukan oleh Ketua BEM dengan beberapa pesannya. “Terima kasih kawan-kawan atas partisipasinya,ucap Fahmi, “Semoga kegiatan ini membawa berkah. Dan angan lupa, pohon yang telah ditanam oleh masing-masing himpunan dirawat dan dijaga.” Tambahnya. Kemudian mahasiswa Pendidikan Biologi semester 6C itu berpendapat bahwa, yang terpenting adalah tindakan nyata, bukan kata-kata, baik dalam melaksanakan kegiatan ataupun dalam melestarikan alam. Semoga kita dapat mencontoh kegigihan Kartini dalam memperjuangkan sesuatu dan membangkitkan kesadaran diri sendiri untuk menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar, kampus-terutama lingkungan FKIP-.*(AY)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
BEM FKIP UNPAK adalah kelembagaan di bawah naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan Universitas Pakuan yang mempunyai tugas dan fungsi sebagai eksekutor dalam kegiatan yang berpacu kepada visi dan misi fakultas dan tri dharma perguruan tinggi serta AD/ART BLM-BEM FKIP UNPAK. Kehadiran BEM merupakan perwakilan dari keseluruhan mahasiswa FKIP UNPAK untuk menyalurkan berbagai aspek baik akademis maupun non-akademis.