LANGKAH
KECIL MEMBANGUN BANGSA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER PARA GENERASI PENERUSNYA
Sepeninggal malam yang
terasa sebentar, fajar yang mulai mengejar, dan semangat yang kuat untuk
mengajar. Terlihat para pengajar muda rapi bersiap menuju tempat tujuan
mengajar. Maklum, ini kali pertamanya bagi mereka berada dalam satu panji untuk
mengabdi pada masyarakat lewat pendidikan.
Apapun telah disiapkan, tak terkecuali hal terkecil; penampilan. Semua
berpakaian rapi cerminan seorang pendidik yang telah lama mengajar di sekolah
tercinta. Terlebih untuk hal yang lebih besar; materi pembelajaran, sudah
matang-matang itu dipersiapkan. Tinggal menunggu kendaraan dan perjalanan akan
dimulai.
Surya menyinari tak kala dilepasnya segala ketakutan dalam berkendara;
Sang Pengajar Muda berangkat. Semua terasa nikmat walau saling berebut tempat
dengan barang bawaan yang lumayan berat. Sebagian ada yang bersama di kendaraan
umum dan sabagian lagi menunggangi si kuda besi.
Kenikmatan itu tak bertahan lama, karena ternyata jalanan tak seperti
yang dikira. Jalanan Cisarua memang tak dapat diterka, apalagi jika akhir pekan
tiba. Oya kawan, tempat yang akan kami sambangi untuk mengajar lumayan berada
dalam lingkar pedesaan. Bukan sulit untuk dicapai, melainkan karena medan yang
begitu menantang yang harus kami lalui. Seperti kata pepatah, untuk mencapai
tujuan banyak rintangan yang harus kita taklukan.
Kembali ke deskripsi, kawan. Sekolah yang akan diajar kali ini adalah
sebuah Madrasah Ibtidaiah Swaata (MIS) dan Madrasah Trasanawiyah (MTs) Nurul
Ummah. Sekolah ini merupakan lembaga berbentuk yayasan yang terletak di
kecamatan Batu Layang Cisarua, Bogor. Satu jam perjalanan dari kampus Pakuan
jika jalanan tidak macet. Namun kali ini, kondisi di lapangan berkata lain.
Rombongan pengajar terjebak macet di Gadog. Sejak pagi, jalur ini sudah
diterapkan sistem satu arah rupanya.
Itu nasib yang menggunakan mobil angkutan. Lain halnya dengan yang
menggunakan si kuda besi. Dalam waktu kurang dari satu jam, perjalanan dapat
ditempuh tanpa terpengaruh oleh keadaan jalanan yang satu jalur itu. Barulah
pukul 09.30 WIB, para pengajar muda lengkap sampai di tempat tujuan mengajar
dan langsung bersiap untuk pembukaan.
Pembukaan dilakukan di halaman sekolah dengan dihadiri seluruh warga
sekolah yang kebetulan sedang berada di sekolah. Diawali dengan laporan dari
ketua pelaksana, dilanjutkan dengan sambutan penerimaan dari kepala sekolah
yang dalam hal ini diwakili oleh ketua komite sekolah, kemudian sambutan dari
wakil dekan FKIP sekaligus membuka acara, dan diakhiri dengan penyerahan pohon
untuk penanaman lalu doa penutup.
Kurang lebih pukul 10.00, kegiatan
pembelajaran dilakukan. Siswa-siswi begitu sangat antusias menyambut para
pengajar muda saat memasuki kelas mereka. Hima Guseda dipercayakan untuk
mengajar kelas 4 yang akan naik ke kelas 5. Hima D’Basis dipercayakan untuk
mengajar kelas 5 yang akan naik ke kelas 6, dan Hima Diksatrasia yang
dipercayakan untuk mengajar kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan
tinggi yaitu Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sedangkan Hima Lampirys dipercayakan untuk mengajar
siswa-siswi kelas 7 MTs Nurul Ummah (MTs ini merupakan masukan kelas tambahan
pengajaran yang diinginkan oleh Kepala Sekolah karena letaknya yang berdekatan
dengan MIS Nurul Ummah).
Pengajaran di kelas berakhir pukul 11.30. Para siswa-siswi di ajak
keluar oleh para pengajar muda untuk mengikuti pendidikan budaya berupa games
tradisional. Pendidikan budaya ini diikuti oleh para siswa kelas 4, 5, dan 6.
Sedangkan para siswa MTs yang diajar oleh Hima Lampirys masih tetap belajar di kelas hingga waktu games selesai.
Pendidikan budaya berupa games tradisional ternyata menarik bagi para
siswa. Mereka memainkannya dengan penuh semangat dan antusias. Bahkan kegiatan
ini menarik perhatian dari warga sekitar yang kebetulan melintas di dekat
sekolah. Dari games yang dilakukan, diperoleh 3 juara; juara 1 kelas 6, juara 2
kelas 5, dan juara 3 kelas 4. Dari para juara itu memperoleh hadiah
masing-masing yang telah disiapkan panitia.
Games berakhir pukul 12.15, mundur 15 menit dari waktu yang dijadwalkan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan makan bersama dengan terlebih dahulu para
siswa diajarkan untuk mencuci tangan sebagai pendidikan merawat diri. Makan
bersama ini dilakukan di depan ruangan kelas, di lorong memanjang sepanjang
jalan kelas. Dalam sesi ini, bukan hanya para siswa yang makan, tetapi juga
semua struktural sekolah dan para panitia. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan
istirahat untuk kemudian persiapan penutupan.
Penutupan kembali dilakukan di halaman sekolah dengan di hadiri oleh
seluruh peserta didik, struktural sekolah, dan para panitia. Penutupan yang
berlangsung khidmat ini dimulai pukul 13.50 hingga pukul 14.10. Diawali dengan
laporan ketua pelaksana kembali, dilanjutkan dengan sambutan ketua komite
sekolah sekaligus menutup acara, dan penyerahan cinderamata. Setelah itu,
dilakukan ramah tamah dan penyerahan hadiah serta dokumentasi bersama.
Akhirnya, persiapan kembali ke kampus pukul 13.50 dan memakan waktu 1 jam
perjalanan. Semua panitia sampai di kampus dengan tidak kurang suatu apapun
selain waktu kebersamaan yang dirasa kurang panjang dalam memberikan pendidikan
pengabdian terhadap masyarakat sebagai wujud pengamalan Tri Dharma Perguruan
Tinggi.(AY)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar